Insitekaltim, Samarinda — UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur menggelar kegiatan Pelatihan Penulisan Sastra 2025 pada Kamis, 17 Juli 2025 di UPTD Taman Budaya Samarinda. Kegiatan ini diikuti puluhan siswa dari berbagai sekolah di Samarinda, dan menjadi bagian dari inisiasi program tahunan lembaga tersebut, khususnya dalam upaya menggairahkan kembali dunia sastra di kalangan generasi muda.
Perwakilan UPTD Taman Budaya Sulistio Rini menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan kegiatan perdana yang secara khusus berfokus pada bidang sastra. Menurutnya, program ini terwujud berkat alokasi dana bantuan dari Kementerian Kebudayaan, yang selama enam tahun terakhir mendukung pelaksanaan berbagai agenda seni di Kaltim.
“Biasanya kami menggelar Festival Teater, tapi tahun ini kami alihkan ke sastra karena efisiensi pendanaan. Kami tidak bisa lagi membiayai seniman dari kabupaten/kota untuk datang ke Samarinda. Jadi kami fokuskan dulu untuk pelajar di Samarinda,” ujarnya usai acara.
Sulistio menyebutkan bahwa target utama dari pelatihan ini adalah generasi muda. Menurutnya, dunia sastra, khususnya sastra lisan masih kurang mendapatkan tempat dalam program seni budaya, padahal nilai dan kekayaannya sangat tinggi.
“Kalau generasi tua sudah tidak ada, maka generasi mudalah yang menjadi penerusnya. Harapan saya, sastra yang luar biasa kaya di Indonesia, terutama dari kabupaten/kota di Kaltim, bisa kembali dihidupkan. Banyak sastra lisan yang sudah tenggelam, bahkan hilang. Ini kekayaan kita, jangan sampai punah,” tambahnya.
Sulistio juga mengungkapkan rencana jangka panjang Taman Budaya Kaltim dalam pengembangan sastra. Jika dukungan dana dari pemerintah pusat tetap berlanjut, tahun depan pelatihan akan dilanjutkan dengan fokus pada sastra lisan, seperti bertutur dalam bahasa daerah dan mendongeng. Namun, ia menegaskan bahwa kegiatan ini masih sebatas pemberian wawasan, belum sampai pada tahap perlombaan.
“Kita isi dulu ilmunya, nanti kalau sudah siap, baru kita kembangkan ke bentuk kompetisi atau festival,” ungkapnya.
Sementara itu, materi pelatihan pada kesempatan kali ini difokuskan pada penulisan cerpen dan dibawakan oleh Asep Juanda, perwakilan dari Balai Bahasa Kaltim. Dalam paparannya, Asep menekankan pentingnya regenerasi dalam dunia kesusastraan.
“Kita memiliki khazanah karya sastra yang sangat banyak, bahkan sudah mendunia. Pelatihan ini menjadi salah satu momentum untuk memperkuat keberlanjutan kesusastraan melalui generasi penerus,” ucapnya.
Menurut Asep, pelatihan ini bukan hanya memberikan teori tentang penulisan cerpen, tetapi juga membekali peserta dengan praktik langsung, sehingga mereka bisa lebih terasah dalam berkarya.
“Para peserta yang hadir ini juga merupakan siswa pilihan, mereka sebelumnya sudah menunjukkan minat dan bakat di bidang penulisan cerpen. Jadi pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat kreativitas dan produktivitas mereka di dunia sastra,” tuturnya.
Pelatihan Penulisan Sastra 2025 ini menjadi langkah awal penting dalam menghidupkan kembali semangat kesusastraan di Kalimantan Timur, sekaligus memperkuat peran pelajar sebagai ujung tombak pelestarian budaya lisan dan sastra daerah.