![](https://insitekaltim.com/wp-content/uploads/2023/03/BANNER-DPRD-KOTA-SAMARINDA-PERIODE-2024-2029.jpg)
Insitekaltim, Samarinda -Ketua Komisi I DPRD Samarinda Samri Shaputra menekankan pentingnya diversifikasi sumber pendapatan asli daerah (PAD) seiring dengan berakhirnya aktivitas tambang di Samarinda pada 2026.
Politikus PKS ini menilai sektor wisata dan industri daur ulang memiliki potensi besar dalam menopang ekonomi kota. Tren wisata dan tren ekonomi hijau, dianggapnya peluang bagi Samarinda yang terus bertumbuh menjadi Kota Peradaban.
Menurut Samri, keberadaan pabrik daur ulang pertama di Kalimantan Timur yang berlokasi di Palaran dan Bukuan, hasil kerja sama Aqua Danone dengan Prevented Ocean Plastic TM Southeast Asia (Popsea), bisa menjadi contoh pengembangan ekonomi berkelanjutan.
“Kalau lahan-lahan tersisa di Palaran dimanfaatkan untuk pembangunan pabrik serupa, ini bisa menjadi sumber PAD yang efektif,” ujarnya.
Selain industri, ia juga menyoroti potensi wisata sebagai sektor unggulan bagi Samarinda. Samri menilai peningkatan fasilitas wisata dan rasa aman bagi wisatawan perlu menjadi perhatian utama agar daya tarik kota semakin meningkat.
“Orang dari kabupaten lain kalau akhir pekan pasti ke Samarinda. Nah, kita harus memanfaatkan ini agar mereka menghabiskan uang di sini,” katanya.
Ia berharap pemerintah kota lebih serius dalam menciptakan sumber pendapatan berbasis kreativitas dan inovasi. Apabila sumber daya alam tak lagi mampu dikeruk dan diberdayakan, maka sudah waktunya pemerintah fokus dari sumber lainnya.
“Kalau sumber daya alam tidak bisa diandalkan lagi, maka kita harus menciptakan pendapatan dari hasil buatan manusia,” tutupnya.
Samri dengan tegas menyebut bahwa pengembangan industri dan wisata harus berjalan beriringan untuk memastikan ekonomi Samarinda tetap stabil setelah berakhirnya era pertambangan.