Insitekaltim, Jakarta – Praktisi Kesehatan Masyarakat Dokter Ngabila Salama mengungkapkan pentingnya mempersiapkan mental anak-anak untuk kembali ke sekolah setelah liburan panjang.
Holiday syndrom adalah adalah kondisi psikologis atau fisik yang muncul menjelang, selama, atau setelah periode liburan.
Istilah ini menggambarkan berbagai gejala, baik emosional maupun fisik, yang sering dikaitkan dengan tekanan atau perubahan rutinitas selama masa liburan.
Melalui webinar “Kembali Sekolah, Jangan Sampai Sakit” yang diadakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jumat, 10 Januari 2025, Ngabila menyebutkan kesulitan bagi anak-anak dengan holiday syndrom.
“Holiday syndrome sering terjadi pada anak-anak yang sulit kembali ke rutinitas sekolah setelah liburan. Rutinitas santai seperti bangun siang membuat mereka sulit beradaptasi,” ujar Ngabila.
Ia menekankan perlunya pemberitahuan secara bertahap agar anak siap kembali ke sekolah.
“Orang tua harus mulai memberi tahu anak tentang akhir liburan tiga hingga lima hari sebelumnya. Liburan yang mendadak berakhir bisa membuat mereka kaget secara mental,” sebutnya.
Ngabila juga menyarankan untuk memberi waktu istirahat di rumah setelah perjalanan liburan.
“Sebaiknya perjalanan selesai maksimal pada hari Sabtu agar anak punya waktu mempersiapkan diri sebelum Senin,” katanya.
Dengan komunikasi yang efektif, anak akan lebih antusias menghadapi sekolah dan merasakan lingkungan belajar yang menyenangkan.