Insitekaltim, Samarinda – Tahun 2025 sudah memasuki hari keenam. Terdengar kabar bahwa beberapa barang kebutuhan pokok dan barang penting (bapokting) mulai mengalami kenaikan.
Setelah berlalunya Natal dan Tahun Baru (Nataru), yang rata-rata bapokting dalam keadaan cenderung stabil, isu kenaikan baru terjadi di tahun 2025?
Beberapa pedagang di Pasar Kedondong di Jalan Ulin, karang Asam Ilir, Kecamatan Sungai Kunjang, mengatakan hal serupa dengan apa yang diisukan.
Seperti penuturan Akmal (48), pedagang khusus rempah seperti jahe dan lengkuas, serta bawang merah dan bawang putih. Diakui Akmal bahwa bawang merah yang biasanya Rp35 ribu per kilogram, sudah tiga hari naik menjadi Rp40 ribu per kilogramnya.
Tidak seperti lawannya, bawang putih yang masih stabil mulai dari tahun lalu hingga hari ini dengan harga Rp41 ribu dan Rp42 ribu per kilogram.
Jahe, disampaikan Akmal ikut berjajar di harga stabil bersama bawang putih dengan harga Rp40 ribu per kilogram. Sementara, kunyit ikut naik seusai Nataru yang awalnya Rp22 ribu per kilogram menjadi Rp25 ribu.
“Jahe stabil saja setahun ini. Kunyit naik sedikit tapi tahun kemarin tidak naik,” ujar Akmal.
Sama halnya yang disebutkan Sri (50) yang menjual berbagai macam sayuran, beberapa mengalami kenaikan. Misal saja sayur kol, yang awalnya Rp11 ribu menjadi Rp18 ribu per satu buahnya. Tomat yang tahun 2024 dijual per kilogram dengan harga Rp10 ribu, kini melonjak menjadi Rp20 ribu.
Paling mencengangkan adalah si kecil imut tapi mampu membakar lidah, yakni cabai. Cabai rawit misalnya, di tahun 2024 masih berada dikisaran Rp37 ribu sampai Rp40 ribu per kilogram. Cukup menghebohkan emak-emak dengan harga Rp100 ribu per kilogram. Diakuinya kenaikan ini baru tiga hari lalu terjadi.
“Baru tiga hari ini naik (cabai rawit). Saya juga ikut kaget. Dari pengecer memang segitu harganya,” ungkap Sri.
Masih dari keluarga cabai. Cabai besar baik merah dan hijau, keduanya naik. Walau tidak seekstrem cabai rawit, tetapi harganya bisa membuat kantong ibu rumah tangga meringis. Cabai besar awalnya Rp35 ribu, kini dibandrol Rp70 ribu.
Baik Akmal maupun Sri berharap supaya kenaikan harga ini dapat dikendalikan agar masyarakat tidak ‘mogok’ berbelanja.