Insitekaltim, Samarinda – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Mulawarman (Unmul) terus berupaya menjaga pelestarian budaya di Kalimantan Timur (Kaltim) melalui pelaksanaan Seminar Kebudayaan Eutopia Kultura yang merupakan rangkaian acara Malam Budaya (Malbud) pada Selasa, (15/10/2024).
Melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), seminar yang dibuka untuk umum ini dilaksanakan untuk memberikan wawasan yang lebih jauh mengenai dua suku di Kaltim yaitu Suku Kutai dan Suku Dayak kepada seluruh kalangan.
Pada kegiatan yang bertajuk “Konservasi dan Relevansi terhadap Budaya Kalimantan di Era Modern”, Ketua Panitia Malbud Alya Cahyarani mengungkapkan seminar merupakan rangkaian acara malbud yang telah dilaksanakan rutin dari tahun-tahun sebelumnya.
“Sebenarnya seminar itu sudah dari tahun lalu dilaksanakan, makanya kami tetep melaksanakan apa yang sudah dilakukan dari tahun sebelumnya untuk mengadakan seminar sebagai rangkaian acara Malam Budaya,” kata Alya usai seminar di Gedung Dispora Kaltim Jalan KH Wahid Hasyim.
Seminar tersebut juga menghadirkan pemaparan materi mengenai alat musik Sapeq oleh Markus Laden yang dipandu oleh Saferi Yohana sebagai moderator. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai bahasa Kutai oleh Isnaini Fila dipandu oleh Anwar Ibrahim Triyoga sebagai moderator.
Alya menjelaskan, topik yang dipilih mengenai kedua suku tersebut bukan tanpa alasan. Sebab Kaltim dikenal melalui beberapa bagian wilayah kebudayaan di antara pesisir dan pedalaman.
“Kalau bahasa Kutai itu menurut kami dekat dengan kita. Karena Kaltim lebih identik bahasa Dayak dan Kutai. Namun kami rasa Kutai yang lebih mudah dipelajari dengan cepat,” paparnya.
Sedangkan materi mengenai Sapeq dari suku Dayak dipilih sebab Sapeq sendiri sudah populer di kalangan masyarakat. Suku Dayak sendiri merupakan representasi dari Kaltim pada bagian pedalaman.