Insitekaltim,Jakarta – PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) terus menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat melalui Program Balanipa. Sebuah inisiatif kreatif yang berhasil mengubah limbah tali kapal menjadi produk bernilai tinggi.
Program Corporate Social Responsibility (CSR) unggulan ini berfokus pada pengolahan limbah tali kapal bekas menjadi produk berkualitas tinggi yang menghasilkan pendapatan hingga Rp168 juta per bulan.
Program Balanipa dimulai dari keprihatinan atas menumpuknya sampah tali kapal di perairan Muara Badak, Kalimantan Timur. Sampah tali yang bisa mencapai 180 ton per tahun ini awalnya hanya menjadi beban lingkungan.
PHSS bersama mitra binaan Kelompok Usaha Bersama (Kube) menginisiasi upaya bersama, dimana tali bekas tersebut dipintal kembali dengan cara mengombinasikannya dengan tali nilon, sutera dan semi sutera sehingga menghasilkan tali yang lebih kuat.
Produk “baru” tersebut kemudian dijual sebagai tali rumpon. Di program ini, PHSS dan Kube Balanipa juga mengembangkan inovasi Barotech (Balanipa Rope Technology) yang mempermudah proses pemintalan tali sehingga lebih efisien dari sisi waktu, jumlah dan kualitas tali yang diproduksi.
Dalam Forum Komet Webinar, PHSS menghadirkan dua narasumber, yakni Sr Manager Production & Project Zona 9 Ade Diar Suhendar dan Head of Communication Relations & CID Zona 9 Elis Fauziyah.
Ade Diar Suhendar menyampaikan pengembangan Program Balanipa juga memiliki unsur transfer pengetahuan (transfer of knowledge) dari para pekerja migas di Zona 9 Subholding Upstream Pertamina kepada anggota mitra binaan.
“Transfer pengetahuan yang dilakukan terdiri dari beberapa aspek seperti technology capabilities, infrastructure capabilities dan market-interface capabilities,” jelas Ade.
Hal tersebut mencakup perancangan mesin pemintal, perakitan mesin pemintal tali, pendaftaran hak paten, pelatihan pencatatan keuangan digital, pelatihan kesiagaan bencana, pendampingan pembuatan SOP hingga pelatihan branding dan pemasaran.
Program ini, menurut Ade, sejalan dengan upaya dan kebijakan Pertamina dalam pengurangan emisi dan pengelolaan perubahan iklim dalam mendukung keberlanjutan (sustainability) bisnis, sosial dan lingkungan.
Sementara itu, Head of Communication & CID Zona 9 Elis Fauziyah menerangkan bahwa Program Balanipa sejauh ini telah mengolah 81 ton limbah tali dan memberikan kontribusi penurunan emisi sebesar 419,58 ton CO2 eq per tahun.
Program ini, lanjut Elis, sudah memproduksi 450 rol tali dengan omzet Rp168 juta per bulan. Kube Balanipa saat ini memiliki 15 anggota.
“Berkat upaya yang konsisten dan manfaat yang dihasilkan, Program Balanipa ini berhasil menyabet sejumlah penghargaan di tingkat regional dan nasional., di antaranya penghargaan Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2021 dengan capaian SDGs 12.5; penghargaan Gold Kukar CSR Award 2023 untuk subkategori Biosphere; serta penghargaan Gold ISRA Awards 2024 untuk kategori Economic Empowerment,” ungkapnya.
Menurut Elis, Program Balanipa juga berkontribusi terhadap upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu Tujuan 5 tentang Kesetaraan Gender (Gender Equality), Tujuan 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work and Economic Growth), serta Tujuan 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (Responsible Consumption and Production).
PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) merupakan anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Wilayah Kerja Sanga Sanga di Kalimantan Timur. Melalui kerja sama dengan SKK Migas, PHSS bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi untuk menghasilkan energi yang selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan.