Insitekaltim,Samarinda – Bank Indonesia (BI) terus berkomitmen dalam hal pengendalian inflasi. Begitu pula Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang turut bersinergi bersama pemerintah dalam Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di Museum Samarinda, Senin (1/4/2024).
GPM tersebut dilaksanakan serempak di seluruh provinsi se-Indonesia. Khusus Samarinda, kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim dan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
Dalam hal ini, Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kaltim, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Ketapang Tani) Kota Samarinda, dan BI Provinsi Kaltim berupaya menjaga kestabilan harga bahan pangan di pasaran.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltim Budi Widihartanto menyebutkan, beberapa komoditas yang berpotensi mengalami inflasi di bulan Ramadan dan menjelang Lebaran adalah beras, telur, cabai dan bawang merah.
Selain itu, transportasi udara yang saat ini sedang banyak digunakan masyarakat untuk mudik dan libur cuti lebaran, disebutkan Budi relatif stabil, bahkan sempat mengalami penurunan.
“Namun di Kalimantan Timur, sampai kemarin angkatan udara kemarin relatif lebih stabil dan kemarin sempat turun,” jelas Budi.
Hadirnya GPM, dirasa mampu menstabilkan harga komoditas yang memiliki permintaan tinggi di pasaran pada momentum hari-hari keagamaan seperti saat ini.
“Ini membantu komoditas pangan harga lainnya tapi beras masih ada andil terbesar di Kaltim. Telur, cabai rawit atau bawang dan lainnya yang sifatnya fluktuatif,” ungkapnya.
Kemudian, Budi juga menjelaskan, berdasarkan pantauan pihaknya, terdapat empat kabupaten/kota yang tingkat inflasi paling rendah se-Kaltim. Posisi pertama ditempati Samarinda dengan level 0,02 sampai 0,16.
Kedua, Kota Balikpapan dengan level 0,14 sampai 0,28. Ketiga, disusul Kabupaten Berau 0,33 sampai 0,5. Keempat, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dengan skor 0,37 sampai 0,51.
“Kita tunggu saja data riilnya ini kan masih proyeksi BPS. Karena kan ada eror. Maksudnya masih ada beberapa komoditas yang tidak masuk hitungan kita. Itu termasuk relatif aman di Kaltim,” pungkasnya.