Insitekaltim,Samarinda – Tak banyak publikasi yang mengabarkan jika penggunaan kasus narkoba justru meningkat tajam saat pandemi Covid-19 pada sekitar 2019-2021.
Informasi ini diungkapkan Sub Koordinator Pencegahan BNN Provinsi Kaltim Rosna Elviani saat digelar Sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Fasilitasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika, Prekursor Narkotika, dan Psikotropika, di Angkringan Wijaya Kusuma, Sabtu (27/5/2023).
Dalam kapasitas sebagai Penyuluh Narkoba Ahli Muda, Rosna Elviani mengatakan kenaikan kasus penggunaan narkoba saat pandemi Covid-19 itu sangat disayangkan. Pasalnya, saat itu hampir semua masyarakat tengah disibukkan dengan kesulitan hidup akibat berbagai pembatasan sosial dan ekonomi. Roda perekonomian mengalami kontraksi dengan pertumbuhan di bawah nol.
Lebih aneh lagi karena harga benda terlarang ini pun tidak murah, berkisar Rp100 ribu hingga Rp1,5 juta per gram.
“Fakta ini menjelaskan bahwa narkotika tidak hanya menghancurkan kesehatan, tapi juga isi dompet,” tegas Rosna.
Lebih jauh Rosna menjelaskan walaupun narkotika sangat berbahaya, namun dari sisi keperluan medis benda ini bisa sangat dibutuhkan. Namun tetap dengan takaran sesuai anjuran dokter.
Rosna sendiri mengakui jika dirinya adalah salah satu pengguna morfin (narkotika) karena mengalami gangguan berupa kesulitan tidur.
“Saya mengonsumsi morfin atas anjuran dokter yang menangani,” ungkap Rosna.
Penggunaan narkotika saat ini bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi juga oleh para remaja bahkan anak-anak. Sebab itu penanganan narkoba harus dilakukan secara masif dan bersama-sama.
Rosna lantas memberi beberapa cara untuk mencegah penggunaan narkoba. Antara lain dengan memperkuat fisik melalui latihan agar terhindar dari fisik yang lemah. Kemudian mampu mengelola waktu dari hal-hal yang negatif.
“Lalu fokus pada hal hal yang positif, serta memiliki rasa tegas pada ajakan teman yang mengarah pada hal-hal yang negatif,”terangnya.
“Terakhir adalah kemampuan mencapai hal positif karena keberanian diri,” tutup wanita berlatar medis itu.